DALAM
ngelmu, seseorang dituntut untuk menggunakan pikirannya untuk membaca
dan memahami apa-apa yang ada di sekelilingnya. Ketika seseorang meguru
atau berguru pada orang yang sudah mumpuni dalam hal ilmu rasa, maka
dia harus 'menggerakkan' otaknya untuk memahami apa yang ada di alam
semesta ini. Artinya, alam semesta ini 'dibaca' dan diartikan sendiri
apa yang menjadi makna sejatinya.
Ki Ageng Sela yang kondang
namanya lantaran mampu menangkap petir pun pernah berguru pada Kanjeng
Sunan Kalijaga. Salah satu wejangan dari Kanjeng Sunan Kalijaga terhadap
Ki Ageng Sela adalah tentang Pacul. Ketika itu Kanjeng Sunan Kalijaga
menyuruh Ki Ageng Sela untuk 'membaca' Pacul.
Pacul atau cangkul
adalah salah satu alat yang merupakan senjata para petani. Senjata ini
digunakan para petani untuk mengolah lahan pertanian. Tampaknya memang
sederhana, Pacul. Tapi makna yang terkandung di dalamnya sangatlah
tinggi.
Dari wejangan Kanjeng Sunan Kalijaga terhadap Ki Ageng
Sela, Pacul atau cangkul itu terdiri dari 3 bagian. Ketiga bagian
tersebut adalah: Pacul (bagian yang tajam untuk mengolah lahan pertanian), Bawak (lingkaran tempat batang doran), dan Doran (batang kayu untuk pegangan cangkul).
Menurut
wejangan Kanjeng Sunan Kalijaga, sebuah pacul yang lengkap, tidak akan
dapat berdiri sendiri-sendiri. Ketiga bagian tersebut harus bersatu
untuk dapat digunakan oleh petani. Apa sebenarnya arti dari Pacul, Bawak
dan Doran itu?
* Pacul. Memiliki arti "ngipatake barang kang muncul"
Artinya, menyingkirkan bagian yang mendugul atau bagian yang tidak
rata. Dari alat Pacul tersebut setidaknya bisa diartikan bahwa kita
manusia ini harus selalu berbuat baik dengan menyingkirkan sifat-sifat
yang tidak rata, seperti ego yang berlebih, cepat marah, mau menang
sendiri dan sifat-sifat jelek kita lainnya yang dikatakan 'tidak rata'.
* Bawak. Memiliki arti "obahing awak".
Arti obahing awak adalah gerak tubuh. Maksudnya, kita manusia hidup ini
diwajibkan untuk berikhtiar mencari rezeki dari GUSTI ALLAH guna
memenuhi kebutuhan hidup. Disamping itu, arti ikhtiar tersebut juga
bukan hanya berarti mencari rezeki semata, tetapi juga ikhtiar untuk
senantiasa "manembah GUSTI ALLAH tan kendhat Rino Kelawan Wengi" (menyembah GUSTI ALLAH siang maupun malam).
* Doran. Memiliki arti "Dongo marang Pengeran" ada juga yang mengartikan "Ojo Adoh Marang Pengeran".
Arti "Dongo Marang Pengeran" adalah doa yang dipanjatkan pada GUSTI
ALLAH. Pengeran berasal dari kata GUSTI ALLAH kang dingengeri (GUSTI
ALLAH yang diikuti). Sedangkan "Ojo Adoh Marang Pengeran" memiliki arti
janganlah kita manusia ini menjauhi GUSTI ALLAH. Manusia harus
senantiasa wajib ingat dan menyembah GUSTI ALLAH, bukan menyembah yang
lain.
Ketiga bagian Pacul tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan.
Kalau digabung, maka ketiganya memiliki arti, manusia hendaknya mampu
menyingkirkan sifat-sifat buruknya, berikhtiar untuk mencari rezeki
GUSTI ALLAH dan tidak melupakan untuk selalu berdoa dan menyembah GUSTI
ALLAH. Bukankah kini kita mengetahui bahwa benda Pacul itu memiliki
nilai filsafat yang tinggi?(*)
0 komentar:
Posting Komentar