Kamis, 06 Desember 2012

sezatinya pandangan beragama menurut kanjeng sy


Kamis, 22 November 2012

DIBALIK MISTERI TANGGAL KEMERDEKAAN INDONESIA


KANJENG RATU ADIL


Selasa, 06 November 2012

ASAL USUL FILSAFAH TANAH JAWA DWIPA


Sabtu, 29 September 2012

Mitos angka yg dianggap sial


Warisan dari mbah sunan kalijaga...



kekhilafan terbesar manusia...


Kamis, 30 Agustus 2012

KEJAHATAN NEGARA DALAM ERA ORBA...

Pada tahun 1980-an suasana kota Yogyakarta tiba-tiba berubah menjadi mencekam. Para preman yang selama dikenal sebagai gabungan anak liar (gali) dan menguasai berbagai wilayah operasi tiba-tiba diburu tim Operasi Pemberantasan Kejahatan (OM) yang kemudiart dikenal sebagai penembak misterius (Petrus). Ketika melakukan aksinya tak jarang suara letusan senjata para penembak misterius terdengar oleh masyarakat sehingga suasana tambah mencekam. Mayat para korban penembakan atau pembunuhan misterius itu urnurnnya mengalami luka di kepala serta leher dan dibuang di lokasi yang mudah ditemukan penduduk. Ketika ditemukan, mayat biasanya langsung dikerumuni penduduk dan menjadi head line media massa yang terbit di Yogyakarta.
Berita tentang terbunuh-nya para tokoh gali itu sontak menjadi heboh dan menjadi bahan pembicaraan di semua wilayah DIY hingga ke pelosok-pelosok kampung. Meskipun merupakan pembunuhan misterius, hampir semua penduduk Yogyakarta saat itu paham bahwa pelaku atau eksekutornya adalah aparat militer dan sasarannya adalah para gali terkenal. Disebut sebagai gali terkenal karena tokoh di dunia kejahatan itu secara terang-terangan menguasai satu lokasi, memungut uang dari lokasi yang menjadi kekuasaannya, bisa seenak hati menganiaya orang yang dianggap melawan, merampok atau melakukan kejahatan lainnya secara terang-terangan, dan kadang-kadang polisi setempat tidak berani bertindak karena pengaruh si tokoh gali demilcian besar. Terbunuhnya para tokoh gali secara misterius sebenarnya membuat warga senang tapi para gali yang hanya memakai status itu sebagai ajang gagah-gagahan menjadi sangat ketakutan.
Aparat keamanan di Yogyakarta memang mengakui bahwa pihaknya sedang melakukan OPK (Operasi Penumpasan Kejahatan) terhadap para gali, tapi siapa tim OPK yang menjalankan tugas tidak pernah diberi tahu dan hingga kini masih tetap misterius. Aparat militer di Yogyakarta saat itu terpaksa turun tangan untuk melakukan pembersihan mengingat tindak kejahatan para gali sudah keterlaluan bahkan masyarakat cenderung lebih takut terhadap para gali dibandingkan aparat kepolisian. Turunnya aparat militer dalam operasi OPK itu diakui sendiri oleh Letkol M. Hasbi yang saat itu menjabat sebagai komandan Kodim 0734 yang juga merangkap Kepala Staf Garnisun Yogyakarta. Meskipun cara kerja tim OPK itu tidak pernah diumumkan, modus operandinya mudah ditebak. Tim OPK melakukan briefing terlebih dahulu, menentukan sasaran yang akan disikat, melaksanakan penyergapan pada saat yang paling tepat, saat korban berhasil ditemukan langsung ditembak mati atau dibawa ke suatu tempat dan dieksekusi. Mayat korban yang tewas biasanya langsung dimasukkan karung atau dilempar ke lokasi yang mudah ditemukan. Hari berikutnya tim OPK bisa dipastikan akan mengecek hasil operasinya lewat surat kabar yang terbit hari itu sambil memberikan penilaian terhadap kehebohan yang berlangsung di masyarakat.
Aksi OPK melalui modus Petrus itu dengan cepat menimbulkan ketegangan dan teror bagi para pelaku kejahatan secara nasional karena korban OPK di kota-kota lainnya juga mulai berjatuhan. OPK yang berlangsung secara rahasia itu secara psikologis justru merupakan tindakan menekan angka kriminalitas yang dilaksanakan terang-terangan. Di tingkat nasional sendiri operasi rahasia untuk menumpas para bromocorah itu malah bisa dirunut secara jelas meskipun pelakunya tetap misterius. Pada tahun 1982 misalnya, Presiden Soeharto memberikan penghargaan kepada Kapolda Metro Jaya saat itu, Mayjen Pol Anton Soedjarwo atas keberhasilannya membongkar aksi perampokan yang meresahkan masyarakat. Selain mampu membongkar aksi perampokan, Anton Soedjarwo juga dinilai sukses dalam melancarkan aksi OPK.
Pada bulan Maret tahun yang sama pada acara khusus yang membahas masalah pertahanan dan keamanan, Rapim ABRI, Presiden Soeharto bahkan meminta kepada Polri (masih menjadi bagian dari ABRI) untuk mengambil langkah pemberantasan yang efektif dalam upaya menekan angka kriminalitas. Keseriusan Soeharto agar Polri/ ABRI menggencarkan operasi yang efektif untuk menekan angka kriminalitas bahkan kembali diulangi dalam pidato kenegaraan yang berlangsung pada 16 Agustus 1982. Karena permintaan atau perintah Soeharto disampaikan pada acara kenegaraan yang istimewa, sambutan yang dilaksanakan oleh petinggi aparat keamanan pun sangat serius. Permintaan Soeharto itu sontak disambut oleh Pangkopkamtib Laksamana Soedomo melalui rapat koordinasi bersama Pangdam Jaya, Kapolri, Kapolda Metro Jaya dan Wagub DKI Jakarta yang berlangsung di Markas Kodam Metro Jaya 19 Januari 1983. Dalam rapat yang membahas tentang keamanan di ibukota itu kemudian diputuskan untuk melaksanakan operasi untuk menumpas kejahatan bersandi Operasi Celurit di Jakarta dan sekitarnya. Operasi Celurit itu selanjutnya diikuti oleh Polri/ABRI di masing-masing kota serta provinsi lainnya. Para korban Operasi Celurit pun mulai beriatuhan. orang orang yg termasuk dlm dpo gali terkadang  bukanlah anggota preman tapi mereka adalah petani,pedagang ataupun pemilik tanah yg tidak mau tanahnya dibeli...

Jumat, 17 Agustus 2012

BENARKAH SOEKARNO SAKTI...


image

Sudah lama pertanyaan itu ingin saya kemukakan tentang sosok founding father kita,apa benar soekarno itu sakti?tapi baru sekarang saya faham kenapa soekarno begitu istimewa setidaknya di mata rakyat kala itu,bahkan di dunia internasional…Soekarno memang karismatik dan pintar,namun faktor utama mengapa ia sangatdisegani di dunia bukanlah semata karena itu.Ada sekian banyak pemimpin pintar dankarismatik di dunia kala itu, namun tak sertamerta mendapatkan penerimaan yang istimewa seperti Soekarno.Salah satu faktor utama mengapa ia sangat disegani adalah karena ia dengan sekuat upaya memproteksi Indonesia dari intervensi pengelolaan pihak asing terhadap kekayaan bumi Indonesia.Para pihak asing yang ingin “meminang” ibu pertiwi yang kala itu “masih perawan”,menghadapi Soekarno bagaikan menghadapi calon mertua yang tegas dan sulit kompromi.Mereka memasang muka seramah mungkin dan bersikap sehormat mungkin dalam rangka mencari simpati Soekarno; segala hal ditawarkan, dari mulai bingkisan, oleh-oleh,
bahkan mungkin cheque, deposito dan lifetime saving -semuanya adalah untuk mencari simpatik agar Soekarno mengijinkan mereka mengawini ibu pertiwi dan menggagahi keperawanannya bahkan kehormatannya.(Terutama) Negara-negara kapitalis tahu betul,seperti juga Soekarno yang sangat tahu, TST
lah pokoknya; Indonesia memiliki kekayaan yang luarbiasa, yang jauh daripada yang umum ketahui dan bayangkan. Bahkan jauh lebih kaya daripada yang pernah dibayangkan manusia.Beberapa orang mencemooh pembangunan Stadion dan Monas (emas) saat itu sebagai pemborosan biaya Negara;Soekarno tahu, Indonesia, jika dikelola dengan benar, bisa membuat ratusan Monas dan puluhan stadion lainnya tanpa harus khawatir membuat pengurangan yang berarti terhadap kekayaan Negara.Dengan segala cara, akhirnya mereka menemukan jalan: menggunakan kekuatan dalam untuk menghancurkan posisi Soekarno.
Singkat kata, mereka berhasil menggunakan Soeharto untuk mendongkel Soekarno dari tongkat kekuasaan.
Cara ini membuka jalan yang lebar bagi mereka untuk mulai menggagahi ibu pertiwi sedikit demi sedikit namun sangat sistematis. Ibu pertiwi tidak lagi berada pada tangan perwalian yang ekstra protektif seperti
Soekarno.Wali pertiwi setelah Soekarno, beserta para kroni-kroninya sungguh tergila-gila akan
berbagai macam insentif yang diberikan pihak asing untuk dapat mengawini ibu pertiwi dan mengekspoitirnya.
Mulai sejak saat itu, tak ada lagi respek dan segan yang dulu kita dapatkan.Tak ada urgensinya mereka bersikap sopan dan ramah lagi terhadap “mertua yang anaknya sudah mereka eksploitasi kecantikan
dan keperawanannya”. Bahkan mertuanya pun makin lama juga makin tak berdaya.Saat ini kita memang memiliki tanah, namun bukan kandungan kekayaannya. Memiliki air,namun bukan profitnya (ingat Danone –Aqua,dan Thames –PAM; juga pencurian ikan dll. dilautan), serta dan hutan. Bahkan angkasapun
sepertinya kita sudah tak memiliki otoritas terhadapnya.Rakyat jelata sekarang sudah dipilah oleh
bilah etalase terhadap kekayaan negaranya sendiri.Jika Negara ini adalah sapi yang sehat dan gemuk, rakyat hanyalah kutu kecil di kulit badannya. Sebagian banyak dari kita hanyalah mengontrak di rumah orang tua sendiri.Presiden-presiden selanjutnya sudah tidak bisa berbuat banyak. Kekuatan asing di Negara kita, secara politik-ekonomis, sudah terlalu mengakar kuat. Kita hanya memiliki body-nya,mesin dan sistemnya sudah terkendalikan secara remote dari luar. Kita hanya ribet berkutat pada persoalan-persoalan superficial
dan non-esensial. Patung bekasi lah, haram rebonding lah, Ariel-Luna lah,lady gaga dll.Kita sudah lama mengalami pengebirian otak dan hati. Kita sudah nyaris lupa jati diri dan esensi berbangsa dan bernegara.
Kita sudah menjadi spesies manusia baru; DNA yang mengandung unsur “eling”-nya sudah
dimodifikasi oleh berbagai faktor eksternal yang berkepentingan.Soekarno “sakti” karena paling tidak satu hal:Ia memegang amanat leluhur Nusantara dengan segala daya dan upaya untuk menjaga,melindungi dan memajukan bangsa dan
negaranya….
Posted from#agus suhaeri

Selasa, 17 Juli 2012

BIOGRAFI SOEKARNO

Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika..

Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.

Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi". (Dari Berbagai Sumber)

Sabtu, 14 Juli 2012

                   Misteri Alam Babad Tanah Jawa

                                    Gunung Lawu 

Nama asli Gunung Lawu adalah Wukir Mahendra. Menurut legenda, Gunung Lawu merupakan kerajaan pertama di pulau Jawa yang dipimpin oleh raja yang dikirim dari Khayangan karena terpana melihat keindahan alam diseputar Gunung Lawu. Sejak jaman Prabu Brawijaya V, raja Majapahit pada abad ke 15 hingga kerajaan Mataram II banyak upacara spiritual diselenggarakan di Gunung Lawu. Hingga saat ini Gunung Lawu masih mempunyai ikatan yang erat dengan Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta terutama pada bulan Suro. Saat itu, para kerabat Keraton sering berziarah ke tempat-tempat keramat di puncak Gunung Lawu.

Terdapat padang rumput pegunungan banjaran Festuca nubigena yang mengelilingi sebuah danau gunung di kawah tua menjelang Pos terakhir menuju puncak pada ketinggian 3.200 m dpl yang biasanya kering di musim kemarau. Konon pendaki yang mandi berendam di tempat ini, segala keinginannya dapat terkabul. Namun sebaiknya jangan coba-coba untuk mandi di puncak gunung karena airnya sangat dingin. Rumput yang tumbuh di dasar telaga ini berwarna kuning sehingga airnya kelihatan kuning. Telaga ini diapit oleh puncak Hargo dumilah dengan puncak lainnya. Luas dasar telaga Kuning ini sekitar 4 Ha.

Di sana ada sebuah mata air yang disebut Sendang Drajad, sumber air ini berupa sumur dengan garis tengah 2 meter dan memiliki kedalaman 2 meter. Meskipun berada di puncak gunung sumur ini airnya tidak pernah habis atau kering walaupun diambil terus menerus.

Juga ada sebuah gua yang disebut Sumur Jolotundo menjelang puncak, gua ini gelap dan sangat curam turun ke bawah kurang lebih sedalam 5 meter. Gua ini dikeramatkan oleh masyarakat dan sering dipakai untuk bertapa.
Terdapat sebuah bangunan di sekitar puncak Argodumilah yang disebut Hargo Dalem yang banyak disinggahi para peziarah. Di sekitar Hargo Dalem ini banyak terdapat bangunan dari seng yang dapat digunakan untuk bermalam dan berlindung dari hujan dan angin. Terdapat warung makanan dan minuman yang sangat membantu bagi pendaki dan pejiarah yang kelelahan, lapar, dan kedinginan. Inilah keunikan Gunung Lawu dengan ketinggian 3.265 mdpl, terdapat warung di dekat puncaknya.

Pasar Diyeng atau Pasar Setan, berupa prasasti batu yang berblok-blok, pasar ini hanya dapat dilihat secara gaib. Pasar Diyeng akan memberikan berkah bagi para pejiarah yang percaya. Bila berada ditempat ini kemudian secara tiba-tiba kita mendengar suara "mau beli apa dik?" maka segeralah membuang uang terserah dalam jumlah berapapun, lalu petiklah daun atau rumput seolah-olah kita berbelanja. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, kita akan memperoleh kembalian uang dalam jumlah yang sangat banyak. Pasar Diyeng/Pasar Setan ini terletak di dekat Hargo Dalem.

Pawom Sewu terletak di dekat pos 5 Jalur Cemoro Sewu. Tempat ini berbentuk tatanan/susunan batu yang menyerupai candi. Dulunya digunakan bertapa para abdi Raja Parabu Brawijaya V.
Puncak Argodumilah pada saat tertutup awan sangat indah, kita menyaksikan beberapa puncak lainnya seperti pulau - pulau kecil yang dibatasi oleh lautan awan, kita merasa berada di atas awan-awan seperti di kahyangan. Bila udara bersih tanpa awan kita bisa melihat Samudera Indonesia. kita dapat melihat pantulan matahari di Samudera Indonesia, deburan dan riak ombak Laut Selatan sepertinya sangat dekat. Sangat jelas terlihat kota Wonogiri juga kota-kota di Jawa Timur. Tampak waduk Gajah mungkur juga telaga Sarangan.
                                                                                                                                                                                                                                                       MISTERI GUNUNG LAWU
Gunung Lawu bersosok angker dan menyimpan misteri dengan tiga puncak utamanya : Harga Dalem, Harga Dumilah dan Harga Dumiling yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini masyarakat setempat sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi.

Konon kabarnya gunung Lawu merupakan pusat kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan ada hubungan dekat dengan tradisi dan budaya keraton, semisal upacara labuhan setiap bulan Sura (muharam) yang dilakukan oleh Keraton Yogyakarta. Dari visi folklore, ada kisah mitologi setempat yang menarik dan menyakinkan siapa sebenarnya penguasa gunung Lawu dan mengapa tempat itu begitu berwibawa dan berkesan angker bagi penduduk setempat atau siapa saja yang bermaksud tetirah dan mesanggarah.
Siapapun yang hendak pergi ke puncaknya bekal pengetahuan utama adalah tabu-tabu atau weweler atau peraturan-peraturan yang tertulis yakni larangan-larangan untuk tidak melakukan sesuatu, baik bersifat perbuatan maupun perkataan, dan bila pantangan itu dilanggar di pelaku diyakini bakal bernasib naas.
Tempat-tempat lain yang diyakini misterius oleh penduduk setempat selain tiga puncak tersebut yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat Kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani. Bagaimana situasi Majapahit sepeninggak Sang Prabu? Konon sebagai yang menjalankan tugas kerajan adalah Pangeran Katong. Figur ini dimitoskan sebagai orang yang sakti dan konon juga muksa di Ponorogo yang juga masih wilayah gunung Lawu lereng Tenggara.

Tips menuju Gunung Lawu:
Gunung Lawu terletak dekat dengan kota dan jalan raya, karenanya lebih mudah dicapai, sehingga banyak sekali pendaki yang naik ke puncak Gunung Lawu.

Untuk menuju G. Lawu dapat dimulai dan terminal bis Surabaya menuju Madiun, dilanjutkan ke Sarangan terus ke Cemorosewu. Atau dan Surakarta menuju Tawangmangu, ganti Colt jurusan Sarangan dan berhenti di Cemorosewu. Sarangan dan Tawangmangu memiliki panorama yang indah dan merupakan daerah wisata. Lernbah ini berbentuk sadel dan terletak di jalan raya tertinggi di Pulau Jawa (1.900 m).

Di Cemorosewu kita harus melaporkan diri ke PERHUTANI serta melengkapi perbekalan pendakian. Dalam pendakian dan Cemorosewu menuju puncak, kita akan menjumpai 4 buah pondok pada ketinggian berturut-turut, yaitu 2.100 m, 2.300 m, 2.500 m dan 2.800 m dan Pesanggrahan Argo Dalem pada ketinggian 3.100 m dari permukaan air laut.

Dalam pendakian kita akan melewati hutan pinus dan hutan akasia sampai pada ketinggian 3.000 m, mulai dari situ pepohonan mulai rendah/pendek. Selanjutnya kita akan melalui punggungan gunung yang berupa padang rumput. Dan pada ketinggian ± 3.200 m rnendekati puncak, kita dapat menyaksikan beberapa kawah kecil didasar jurang yang curam.

Puncak G. Lawu berupa dataran yang berbukit-bukit, serta masih banyak dijumpai sisa-sisa kawah yang telah lama tidak aktif. Dan puncaknya kita bisa menyaksikan. panorama yang sangat menawan juga lembah Tawangmangu dan Sarangan dengan danaunya yang indah.

Dari Cemorosewu sampai ke puncak memakan waktu ±7 jam, sedangkan turunnya memhutuhkan waktu ± 4 jam. Mata air dapat kita jumpai sebelum pertigaan pesanggrahan Argo Dalem, ± 1 jam perjalanan dan pondok terakhir.


(Ayu/berbagai sumber)




Selasa, 12 Juni 2012

asal usul huruf warisan tanah jawa dwipa

Senin, 11 Juni 2012

Panutan yg dihujat dan diidolakan...............

anarkisme.....

Postingan Lebih Baru Beranda