Kamis, 30 Agustus 2012

KEJAHATAN NEGARA DALAM ERA ORBA...

Pada tahun 1980-an suasana kota Yogyakarta tiba-tiba berubah menjadi mencekam. Para preman yang selama dikenal sebagai gabungan anak liar (gali) dan menguasai berbagai wilayah operasi tiba-tiba diburu tim Operasi Pemberantasan Kejahatan (OM) yang kemudiart dikenal sebagai penembak misterius (Petrus). Ketika melakukan aksinya tak jarang suara letusan senjata para penembak misterius terdengar oleh masyarakat sehingga suasana tambah mencekam. Mayat para korban penembakan atau pembunuhan misterius itu urnurnnya mengalami luka di kepala serta leher dan dibuang di lokasi yang mudah ditemukan penduduk. Ketika ditemukan, mayat biasanya langsung dikerumuni penduduk dan menjadi head line media massa yang terbit di Yogyakarta.
Berita tentang terbunuh-nya para tokoh gali itu sontak menjadi heboh dan menjadi bahan pembicaraan di semua wilayah DIY hingga ke pelosok-pelosok kampung. Meskipun merupakan pembunuhan misterius, hampir semua penduduk Yogyakarta saat itu paham bahwa pelaku atau eksekutornya adalah aparat militer dan sasarannya adalah para gali terkenal. Disebut sebagai gali terkenal karena tokoh di dunia kejahatan itu secara terang-terangan menguasai satu lokasi, memungut uang dari lokasi yang menjadi kekuasaannya, bisa seenak hati menganiaya orang yang dianggap melawan, merampok atau melakukan kejahatan lainnya secara terang-terangan, dan kadang-kadang polisi setempat tidak berani bertindak karena pengaruh si tokoh gali demilcian besar. Terbunuhnya para tokoh gali secara misterius sebenarnya membuat warga senang tapi para gali yang hanya memakai status itu sebagai ajang gagah-gagahan menjadi sangat ketakutan.
Aparat keamanan di Yogyakarta memang mengakui bahwa pihaknya sedang melakukan OPK (Operasi Penumpasan Kejahatan) terhadap para gali, tapi siapa tim OPK yang menjalankan tugas tidak pernah diberi tahu dan hingga kini masih tetap misterius. Aparat militer di Yogyakarta saat itu terpaksa turun tangan untuk melakukan pembersihan mengingat tindak kejahatan para gali sudah keterlaluan bahkan masyarakat cenderung lebih takut terhadap para gali dibandingkan aparat kepolisian. Turunnya aparat militer dalam operasi OPK itu diakui sendiri oleh Letkol M. Hasbi yang saat itu menjabat sebagai komandan Kodim 0734 yang juga merangkap Kepala Staf Garnisun Yogyakarta. Meskipun cara kerja tim OPK itu tidak pernah diumumkan, modus operandinya mudah ditebak. Tim OPK melakukan briefing terlebih dahulu, menentukan sasaran yang akan disikat, melaksanakan penyergapan pada saat yang paling tepat, saat korban berhasil ditemukan langsung ditembak mati atau dibawa ke suatu tempat dan dieksekusi. Mayat korban yang tewas biasanya langsung dimasukkan karung atau dilempar ke lokasi yang mudah ditemukan. Hari berikutnya tim OPK bisa dipastikan akan mengecek hasil operasinya lewat surat kabar yang terbit hari itu sambil memberikan penilaian terhadap kehebohan yang berlangsung di masyarakat.
Aksi OPK melalui modus Petrus itu dengan cepat menimbulkan ketegangan dan teror bagi para pelaku kejahatan secara nasional karena korban OPK di kota-kota lainnya juga mulai berjatuhan. OPK yang berlangsung secara rahasia itu secara psikologis justru merupakan tindakan menekan angka kriminalitas yang dilaksanakan terang-terangan. Di tingkat nasional sendiri operasi rahasia untuk menumpas para bromocorah itu malah bisa dirunut secara jelas meskipun pelakunya tetap misterius. Pada tahun 1982 misalnya, Presiden Soeharto memberikan penghargaan kepada Kapolda Metro Jaya saat itu, Mayjen Pol Anton Soedjarwo atas keberhasilannya membongkar aksi perampokan yang meresahkan masyarakat. Selain mampu membongkar aksi perampokan, Anton Soedjarwo juga dinilai sukses dalam melancarkan aksi OPK.
Pada bulan Maret tahun yang sama pada acara khusus yang membahas masalah pertahanan dan keamanan, Rapim ABRI, Presiden Soeharto bahkan meminta kepada Polri (masih menjadi bagian dari ABRI) untuk mengambil langkah pemberantasan yang efektif dalam upaya menekan angka kriminalitas. Keseriusan Soeharto agar Polri/ ABRI menggencarkan operasi yang efektif untuk menekan angka kriminalitas bahkan kembali diulangi dalam pidato kenegaraan yang berlangsung pada 16 Agustus 1982. Karena permintaan atau perintah Soeharto disampaikan pada acara kenegaraan yang istimewa, sambutan yang dilaksanakan oleh petinggi aparat keamanan pun sangat serius. Permintaan Soeharto itu sontak disambut oleh Pangkopkamtib Laksamana Soedomo melalui rapat koordinasi bersama Pangdam Jaya, Kapolri, Kapolda Metro Jaya dan Wagub DKI Jakarta yang berlangsung di Markas Kodam Metro Jaya 19 Januari 1983. Dalam rapat yang membahas tentang keamanan di ibukota itu kemudian diputuskan untuk melaksanakan operasi untuk menumpas kejahatan bersandi Operasi Celurit di Jakarta dan sekitarnya. Operasi Celurit itu selanjutnya diikuti oleh Polri/ABRI di masing-masing kota serta provinsi lainnya. Para korban Operasi Celurit pun mulai beriatuhan. orang orang yg termasuk dlm dpo gali terkadang  bukanlah anggota preman tapi mereka adalah petani,pedagang ataupun pemilik tanah yg tidak mau tanahnya dibeli...

Jumat, 17 Agustus 2012

BENARKAH SOEKARNO SAKTI...


image

Sudah lama pertanyaan itu ingin saya kemukakan tentang sosok founding father kita,apa benar soekarno itu sakti?tapi baru sekarang saya faham kenapa soekarno begitu istimewa setidaknya di mata rakyat kala itu,bahkan di dunia internasional…Soekarno memang karismatik dan pintar,namun faktor utama mengapa ia sangatdisegani di dunia bukanlah semata karena itu.Ada sekian banyak pemimpin pintar dankarismatik di dunia kala itu, namun tak sertamerta mendapatkan penerimaan yang istimewa seperti Soekarno.Salah satu faktor utama mengapa ia sangat disegani adalah karena ia dengan sekuat upaya memproteksi Indonesia dari intervensi pengelolaan pihak asing terhadap kekayaan bumi Indonesia.Para pihak asing yang ingin “meminang” ibu pertiwi yang kala itu “masih perawan”,menghadapi Soekarno bagaikan menghadapi calon mertua yang tegas dan sulit kompromi.Mereka memasang muka seramah mungkin dan bersikap sehormat mungkin dalam rangka mencari simpati Soekarno; segala hal ditawarkan, dari mulai bingkisan, oleh-oleh,
bahkan mungkin cheque, deposito dan lifetime saving -semuanya adalah untuk mencari simpatik agar Soekarno mengijinkan mereka mengawini ibu pertiwi dan menggagahi keperawanannya bahkan kehormatannya.(Terutama) Negara-negara kapitalis tahu betul,seperti juga Soekarno yang sangat tahu, TST
lah pokoknya; Indonesia memiliki kekayaan yang luarbiasa, yang jauh daripada yang umum ketahui dan bayangkan. Bahkan jauh lebih kaya daripada yang pernah dibayangkan manusia.Beberapa orang mencemooh pembangunan Stadion dan Monas (emas) saat itu sebagai pemborosan biaya Negara;Soekarno tahu, Indonesia, jika dikelola dengan benar, bisa membuat ratusan Monas dan puluhan stadion lainnya tanpa harus khawatir membuat pengurangan yang berarti terhadap kekayaan Negara.Dengan segala cara, akhirnya mereka menemukan jalan: menggunakan kekuatan dalam untuk menghancurkan posisi Soekarno.
Singkat kata, mereka berhasil menggunakan Soeharto untuk mendongkel Soekarno dari tongkat kekuasaan.
Cara ini membuka jalan yang lebar bagi mereka untuk mulai menggagahi ibu pertiwi sedikit demi sedikit namun sangat sistematis. Ibu pertiwi tidak lagi berada pada tangan perwalian yang ekstra protektif seperti
Soekarno.Wali pertiwi setelah Soekarno, beserta para kroni-kroninya sungguh tergila-gila akan
berbagai macam insentif yang diberikan pihak asing untuk dapat mengawini ibu pertiwi dan mengekspoitirnya.
Mulai sejak saat itu, tak ada lagi respek dan segan yang dulu kita dapatkan.Tak ada urgensinya mereka bersikap sopan dan ramah lagi terhadap “mertua yang anaknya sudah mereka eksploitasi kecantikan
dan keperawanannya”. Bahkan mertuanya pun makin lama juga makin tak berdaya.Saat ini kita memang memiliki tanah, namun bukan kandungan kekayaannya. Memiliki air,namun bukan profitnya (ingat Danone –Aqua,dan Thames –PAM; juga pencurian ikan dll. dilautan), serta dan hutan. Bahkan angkasapun
sepertinya kita sudah tak memiliki otoritas terhadapnya.Rakyat jelata sekarang sudah dipilah oleh
bilah etalase terhadap kekayaan negaranya sendiri.Jika Negara ini adalah sapi yang sehat dan gemuk, rakyat hanyalah kutu kecil di kulit badannya. Sebagian banyak dari kita hanyalah mengontrak di rumah orang tua sendiri.Presiden-presiden selanjutnya sudah tidak bisa berbuat banyak. Kekuatan asing di Negara kita, secara politik-ekonomis, sudah terlalu mengakar kuat. Kita hanya memiliki body-nya,mesin dan sistemnya sudah terkendalikan secara remote dari luar. Kita hanya ribet berkutat pada persoalan-persoalan superficial
dan non-esensial. Patung bekasi lah, haram rebonding lah, Ariel-Luna lah,lady gaga dll.Kita sudah lama mengalami pengebirian otak dan hati. Kita sudah nyaris lupa jati diri dan esensi berbangsa dan bernegara.
Kita sudah menjadi spesies manusia baru; DNA yang mengandung unsur “eling”-nya sudah
dimodifikasi oleh berbagai faktor eksternal yang berkepentingan.Soekarno “sakti” karena paling tidak satu hal:Ia memegang amanat leluhur Nusantara dengan segala daya dan upaya untuk menjaga,melindungi dan memajukan bangsa dan
negaranya….
Posted from#agus suhaeri

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda