QS. 07:181 (Al A’raaf),
Wa mim man khalaqnaa ummatuy yahduuna bil haqqi wa bihii ya’diluun.
Dan diantara orang-orang yang Kami ciptakan, terdapat umat yang memimpin dengan kebenaran dan dengan itu mereka berlaku adil.
Berkata RasululLah SAW,
“Akan muncul seorang lelaki dari ahlulbaitku, namanya seperti namaku, karakter wajahnya seperti aku, dia akan memenuhi bumi dengan kebenaran dan keadilan”. (Sunan al-Muqri: Aqd ad-Durar, Bab 2)
“Akan muncul seorang lelaki dari ahlulbaitku, namanya seperti namaku, karakter wajahnya seperti aku, dia akan memenuhi bumi dengan kebenaran dan keadilan”. (Sunan al-Muqri: Aqd ad-Durar, Bab 2)
Jangka Jayabhaya
Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudanawataranindita Suhrsingha Parakrama Didjayottunggadewanama (Mamenang/Kediri, 1135 – 1157)
TRI TAKALI (Tiga Kelompok Zaman)
Zaman kesatu (permulaan) - Kali Suwara ( 1 - 720)
Zaman kedua (pertengahan) - Kali Srengi / Kali Yuga ( 721 - 1441)
Zaman ketiga (akhir) - Kali Sengara (1442 - 2163)
Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudanawataranindita Suhrsingha Parakrama Didjayottunggadewanama (Mamenang/Kediri, 1135 – 1157)
TRI TAKALI (Tiga Kelompok Zaman)
Zaman kesatu (permulaan) - Kali Suwara ( 1 - 720)
Zaman kedua (pertengahan) - Kali Srengi / Kali Yuga ( 721 - 1441)
Zaman ketiga (akhir) - Kali Sengara (1442 - 2163)
- [Masa Ratu Adil] - bagian dari Kali Sengara
Di saat inilah Tanah Jawa sejahtera, hilang segala penyakit dunia, karena datangnya raja yang gaib (misterius), yaitu keturunan utama (sebagai) Ratu Tedak Amisan (karena asalnya sangat hina dan miskin menurut pandangan masyarakat umum). Berdirinya tanpa syarat sedikitpun, bijaksanalah Sang Ratu. Kratonnya Sunyaruri (kosong tapi ada, hanya dapat dijumpai oleh mereka yang telah mengosongkan keegoannya). Waktunya masih dirahasiakan. Tuhan membuat kebalikan keadaan. Beliau menjadi raja bagaikan pendeta, adil, menjauhi harta, disebut Sultan Herucakra.
Datangnya Sang Ratu ini tanpa asal (yang jelas), tidak mengadu bala manusia (peperangan yang menumpahkan darah), keagungannya berdzikir namun musuhnya takut. Yang memusuhi pun dapat dikalahkan, sebab Sang Ratu menghendaki kesejahteraan rakyat dan keselamatan dunia seluruhnya.
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. ('An Nuur', QS. 24:55)
Kanjeng Ratu Adil (‘Al Muddatstsir’, QS. 74:01) dan Imam Mahdi (‘Al Ghaib’, QS. 02:03) adalah dua orang yang berbeda dalam hal dimensi fisik dan waktu namun sama-sama aulia Allah bergelar nama Muhammad (yang diberikan sendiri oleh Allah) dengan tugas yang sama yaitu sebagai pemimpin umatNya pada akhir zaman. Jika Kanjeng Ratu Adil dihadirkan di Tanah Jawa beberapa abad sebelum kiamat maka Imam Mahdi diturunkan di Tanah Arab pada saat kiamat sudah sangat dekat (sesudah zaman Kanjeng Ratu Adil).
Kanjeng Ratu Adil adalah penghulu di atas penghulu para aulia pilihan Allah yang welas asih namun tegas dalam menegakkan hukum (syariat) Allah SWT. Pada saatnya, Beliau akan hadir dengan Trisula Wedha (bukan merujuk secara harfiah sebagai suatu senjata atau agama, hanya dipahami oleh Beliau beserta para aulia terdekatnya) dan mengenakan pakaian takwa (libaasut taqwaa) QS. 07:26 (Al A’raaf), untuk memimpin dengan adil bijaksana QS. 07:181 (Al A’raaf) dan mengayomi alam semesta sesuai kehendak Sang Maha Pencipta QS 28:77 (Al Qashash).
0 komentar:
Posting Komentar